Selasa, 17 Juni 2014

Kiat Mengelola Keuangan Usaha Kecil & Menengah (UKM)



Buka usaha gak kaya percuma!

Pengusaha tetap perlu tahu cara mengelola keuangan untuk bisa jadi kaya.

Kenapa orang yang punya usaha belum tentu kaya?

Umumnya hanya ada 3 sebab yang membuat orang yang punya usaha sendiri belum tentu jadi kaya :
1. Boros
2. Terlalu banyak kepentingan pribadi yang mendadak
3. Uangnya tidak diputar


Membuka usaha dapat memberi potensi penghasilan pribadi yang tidak terbatas. Bedakan istilah “kaya” dengan “penghasilan tinggi”. Punya penghasilan tinggi belum tentu kaya, apabila penghasilan yang diperoleh dari hasil usaha tidak dikelola dengan baik.

Untuk mengetahui bagaimana mengelola keuangan sebagai seorang pemilik usaha, ada 5 kiat yang harus dijalankan :
1. Pisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi
2. Kendalikan pemasukan dan pengeluaran keuangan
3. Proteksi
4. Memiliki investasi selain usaha
5. Lakukan analisis ketika ingin membuka usaha baru
 

Kamis, 12 Juni 2014

Pembukuan Sederhana Bagi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM)



Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini sangat menggembirakan, hal ini dikarenakan perhatian berbagai pihak terhadap sektor UMKM sangat tinggi. Pendapatan dari usaha mikro kecil dan menengah cukup menjanjikan dibandingkan harus menjadi karyawan. Namun, pendapatan yang menjanjikan tersebut dapat diperoleh dari pengelolaan keuangan yang baik, salah satunya dengan cara membuat pembukuan yang lengkap mengenai keuangan usahanya.Terkadang dalam usaha kecil, keuangan usaha bercampur dengan keuangan pribadi, pemasukan dan pengeluaran pun tidak dibukukan tetapi hanya diingat. Hal tersebut sangat tidak baik bagi suatu usaha, sehingga usahanya tidak berkembang bahkan bisa mengalami kebangkrutan.

Membuat pembukuan yang lengkap mengeni keuangan, baik itu cash flow (uang masuk/keluar), catatan omzet harian, mingguan, dan bulanan, catatan pembelian usaha. Tidak peduli seberapa kecil usaha yang telah dimulai, persiapkanlah pencatatannya atau pembukuannya dengan baik agar jika suatu hari nanti usaha itu menjadi besar, sudah terbiasa.

Sebenarnya, selain untuk alasan di atas, pencatatan keuangan sangat diperlukan  untuk mengukur kinerja dan target usaha apakah sudah tercapai atau belum. Banyak usaha yang bangkrut padahal sebenarnya berpotensi  menjadi besar, hanya karena masalah pencatatan keuangan usahanya.

Salah satu kelemahan UMKM dan UKM sejenis adalah soal pengelolaan keuangan. Mengatur keuangan usaha ini menjadi masalah yang sangat rumit bagi pengusaha pemula dan pemilik UMKM

Sulitkah melakukan pencatatan dan mengatur keuangan usaha ?

Bisa ya, bisa tidak, tapi semua harus dimulai, walaupun dengan cara paling sederhana sekalipun.

Apa saja yang perlu dicatat atau dibukukan dalam mengelola keuangan usaha UMKM secara sederhana?

Sebenarnya sangat simpel dan mudah asal kita mau melakukannya. Hal yang perlu disiapkan setidaknya buatlah 5 buku akun atau buku rekening atau bahasa mudahnya buku catatan terpisah tiap-tiap transaksinya, diantara :
1.       Buku arus kas atau buku kas
Catatan keluar masuk uang secara riil. Isinya hanya catatan uang keluar dan masuk saja. Dari pos mana pun.

2.       Buku persediaan barang
Catatan untuk setiap pertambahan barang masuk karena pembelian ke supplier yang kita lakukan dan berkurangnya barang karena laku terjual.

3.       Buku pembelian dan penjualan
Catatan uang keluar karena pembelian barang yang dilakukan. Nilai rupiahnya. Catat nilai rupiahnya setiap  melakukan pembelian barang ke supplier. Catat juga uang masuk karena penjualan. Buku ini bisa juga menjadi  ringkasan dari buku kas. Tapi, khusus pembelian dan penjualan saja. Kumpulkan data dari buku kas harian, masukan ke buku ini. Dengan buku ini, bisa memantau berapa besar pembelian dan berapa besar penjualan (omzet), dan selisihnya langsung menjadi laba kotor sebelum dikurang biaya-biaya.

4.       Buku hutang piutang
Catatlah hutang pelanggan dan piutang usaha ke pihak supplier.

5.       Buku biaya dan pendapatan lain selain dari penjualan barang/jasa
Catatlah biaya-biaya dan pendapatan lain harus dikumpulkan dalam sebuah akun/buku tersendiri. Ini penting untuk mendapatkan data laba bersih. Biaya-biaya itu seperti listrik, telepon, pengemis dsb. Sedangkan pendapatan lain itu misalnya menjual kardus bekas, parkir, dsb.

Selamat mencoba, semoga sukses!

Sabtu, 26 Maret 2011

Workshop Akuntansi Biaya

Ini adalah suasana kelas hari sabtu siang matakuliah workshop akuntansi biaya Jurusan S1 Akuntansi STIE Indonesia, yang namanya workshop mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri, sementara dosen hanya memberikan bimbingan dan memotivasi mahasiswanya untuk bisa mengerjakan soal workshop yang diberikan dalam bentuk modul, jadi ada kesempatan untuk mencoba mengambil gambar dan tampak mahasiswanya begitu semangat mengerjakan soal yang diberikan. Semoga harapan mereka dapat tercapai.....

Senin, 14 Maret 2011

Kampus Penuh Kenangan

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI "INDONESIA" JAKARTA

Di kampus ini saya studi ngambil jurusan S1 akuntansi angkatan 1994 lulus tahun 1998. Sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Indonesia” (STEI) dan sekarang kampus ini menjadi tempat mengabdi (mudah-mudahan ga sampai mati). Sebuah anugerah bagi saya bisa meneruskan studi S2 di MAKSI-UI pada konsentrasi Akuntansi Manajemen dengan beasiswa STEI. Semoga STEI semakin berkibar, semakin berkualitas, dan semakin sukses…..



Bisa dilihat juga Profil STIE Indonesia di youtube klik here